Gambar Sampul Geografi · Bab 5 Wilayah dan Pembangunan
Geografi · Bab 5 Wilayah dan Pembangunan
Eko Titis Prasongko

24/08/2021 17:04:14

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Wilayah

dan Pembangunan

Pada pembahasan Wilayah dan Pembangunan, kalian

akan mengetahui

mengapa wilayah berbeda dengan daerah,

memahami karakter wilayah dalam geografi, dan

menganalisis wilayah pembangunan di Indonesia.

Beragam wilayah

terbentang di atas

permukaan Bumi.

Masing-masing wilayah

tersebut menampakkan

perbedaan sehingga

dapat dibedakan dengan

wilayah di sekitarnya.

Inilah wilayah.

5

Bab

Wilayah dan Pembangunan

98

Berikut ini kata-kata yang menjadi inti materi pada pembahasan Wilayah dan Pembangunan

Kata kunci

wilayah, wilayah formal, wilayah fungsional, regionalisasi, wilayah pembangunan

Indonesia

Guna membantu kalian memahami alur pemikiran bab ini,

perhatikan peta konsep berikut

Peta konsep

Wilayah dan

Pembangunan

Pembagian Wilayah

Perwilayahan

Pusat-Pusat

Pertumbuhan

Usaha

Pengembangan

Wilayah di Indonesia

Konsep Wilayah

dalam Geografi

Wilayah

Pembangunan di

Indonesia

Menurut R.E Dickinson

Menurut A.J. Hertson

Menurut Fannemar

Menurut Taylor

Menurut PP No.47

Tahun 1997

Wilayah Formal

Wilayah Fungsional

Regionalisasi

Teori Sektor

Teori Tempat Sentral

Teori Kutub Pertumbuhan

Wilayah Pembangunan

Utama A

Wilayah Pembangunan

Utama B

Wilayah Pembangunan

Utama C

Wilayah Pembangunan

Utama D

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII

99

Setiap tempat mempunyai ciri-ciri

tersendiri yang menjadi identitas atau

penanda. Wilayah pertanian misalnya,

dapat dibedakan dari daerah sekitarnya

karena wilayah tersebut dihuni petani

yang mempunyai lahan dengan luas

tertentu, menanam dengan jenis tanaman

tertentu dan mempunyai alat-alat pertanian

tertentu. Perbedaan-perbedaan karakter

yang ada dan menjadi ciri di suatu

wilayah inilah yang akan dikaji pada

pembahasan ini (Gambar 5.1).

A. Konsep Wilayah Dalam Kajian Geografi

Konsep tentang wilayah mempunyai sejarah panjang. Pada permulaan

abad ke-19 penggolongan wilayah dibedakan menjadi dua, yaitu wilayah

alamiah (

natural region

) yang lebih mengutamakan kepada fenomena

secara administratif, seperti daerah tertentu yang dalam kenyataannya

terdapat bermacam-macam kehidupan alami atau unit alamiah suatu

tempat. Pembagian wilayah berikutnya berdasarkan pada kenampakan

tunggal

(

single feature

) yang didasarkan pada kenampakan tunggal seperti

kenampakan iklim, vegetasi, atau hewan.

Wilayah dalam bahasa Inggris disebut

region

. Wilayah merupakan

bagian dari permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu dan

berbeda dengan wilayah lain. Contohnya, wilayah pantai merupakan

bagian dari permukaan bumi yang letaknya di dekat laut dan wilayah

pegunungan merupakan bagian permukaan bumi yang letaknya di daerah

yang tinggi dan bergunung-gunung. Berikut ini adalah konsep wilayah

(

region

) menurut beberapa ahli.

1. Menurut R. E. Dickinson

A region is an art whose physycal conditions are homogeneous

(Wilayah

adalah sesuatu yang kondisisi fisiknya homogen).

2. Menurut A. J. Hertson

A region is a complex of land, water, air, plant, animal

and man regarded

in their special relations as together continuing a definite characteristic

portion of the earth surface

(Wilayah adalah komplek tanah, air, udara,

tumbuhan, hewan dan manusia dengan hubungan khusus sebagai

kebersamaan yang kelangsungannya mempunyai karakter khusus dari

permukaan bumi).

Sumber: Dokumentasi penerbit, 2006

Gambar 5.1

Pegunungan kapur di Cipatat, Jawa Barat. Keberadaan

pegunungan kapur membuat wilayah ini berbeda.

Wilayah dan Pembangunan

100

3. Menurut Fannemar

A region is an area characterististized thouroughout by similiar surface

features and which is contrasted with neighbouring areas

(Wilayah adalah

area yang digolongkan melalui kenampakan permukaan yang sama dan

dikontraskan dengan area sekitarnya).

4. Menurut Taylor

A region may be defined as a unit are of the earth's surface distinguishable

from amor area by the exhibition of some unifying characteristic of property

(Wilayah dapat didefinisikan sebagai bagian dari permukaan bumi yang

berbeda dan ditunjukkan oleh sifat-sifat yang berbeda dan

ditunjukkan oleh

sifat-sifat yang berbeda dari lainnya).

5. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997

Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta

segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan

berdasarkan aspek administratif dan/aspek fungsional.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah

adalah bagian atau daerah di permukaan bumi yang dibatasi oleh

kenampakan tertentu yang bersifat khas dan membedakan wilayah tersebut

dari wilayah lainnya. Misalnya, wilayah hutan berbeda dengan wilayah

pertanian, wilayah kota berbeda dengan wilayah perdesaan.

Ketika kita menelaah suatu daerah atas dasar persyaratan atau kriteria

tertentu maka padadaerah tersebut akan muncul kesamaan tertentu pula.

Kesamaan tersebut, dapat terbentuk dari unsur alam atau fisik, unsur manusia,

maupun hasil interaksi keduanya, dan membentuk suatu wilayah yang

dapat dibedakan dengan wilayah-wilayah lainnya yang memiliki ciri berbeda.

Wilayah yang memiliki ciri khas tersebut dalam geografi disebut

region

.

Kita dapat membedakan wilayah geografi atau

region

berdasarkan

unsur fisik. Misalnya, wilayah geologi

(

geological region

), wilayah jenis

tanah

(

soil region

), wilayah iklim

(

climatic region

), dan wilayah vegetasi

(

vegetation region

). Kita pun dapat membedakan wilayah berdasarkan unsur

sosial budaya manusia seperti wilayah bahasa

(

linguistic region

), wilayah

ekonomi

(

economic region

), wilayah sejarah

(

historical region

), dan wilayah

politik

(

political region

) seperti halnya batas negara-negara di dunia.

Berdasarkan wilayah geologi (unsur fisik), di atas permukaan bumi

akan ditemukan daerah patahan, lipatan, atau daerah yang terbentuk dari

proses tektonisme sehingga mempunyai bentuk dan fenomena yang khas.

Misalnya, fenomena pertambangan minyak bumi di Jambi. Fenomena ini

menjadikan Jambi sebagai wilayah geologi yang berbeda dengan wilayah

lainnya.

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII

101

Berdasarkan jenis tanahnya (unsur fisik), kita akan menemukan

kawasan tanah gambut yang selalu terbakar pada musim kemarau seperti

yang terjadi di Kalimantan. Wilayah kawasan tanah gambut jelas berbeda

dengan kawasan tanah kapur yang terdapat di Gunung Kidul, Yogyakarta,

berbeda pula dengan lereng Merapi yang cenderung vulkanis.

Berdasarkan bahasa (unsur sosial), kita pun akan menemukan berbagai

wilayah yang berbeda. Daerah yang menggunakan bahasa Jawa akan

membentuk wilayah berbeda dengan daerah yang berbahasa Sunda.

Setiap tempat mempunyai kekhasan masing-masing baik yang dapat

diamati secara langsung maupun dari aspek-aspek administrasi sosial.

Wilayah kota berbeda dengan desa disamping karena secara fisik berbeda

juga karena secara administrasi berbeda. Bahkan secara fisik sama-sama

padat, tetapi kondisi sosialnya berbeda, sehingga antara Jakarta dengan

Surabaya nampak sebagai wilayah yang sama-sama padat tetapi

masyarakatnya punya kebiasaan dan kehidupan sosial yang berbeda.

Berdasarkan kekhasannya wilayah dapat dibedakan menjadi dua jenis.

a. Wilayah yang didasarkan atas konsep homogenitas disebut juga

wilayah formal

(

homogeneous/uniform region

)

b. Wilayah yang didasarkan atas konsep heterogenitas disebut juga

wilayah fungsional

(

nodal region/organic region

)

B. Pembagian Wilayah

1. Wilayah Formal/

Uniform Region

Dalam mengkaji wilayah formal

yang diutamakan adalah keragaman

yang terdapat dalam wilayah yang ber-

sangkutan. Misalnya, keseragaman ben-

tang alam pegunungan disebut wilayah

pegunungan dan keseragaman dalam

usaha bercocok tanam disebut wilayah

pertanian.

Wilayah formal yang juga disebut

uniform region

adalah suatu wilayah

yang dibentuk oleh adanya kesamaan

kenampakan, termasuk ke dalamnya

kenampakan fisik muka bumi, iklim,

vegetasi, tanah, bentuk lahan, dan peng-

gunaan lahan (Gambar 5.2). Region

formal ini bersifat statis.

Gambar 5.2

Pantai di Sulawesi Tengah ini dapat dijadikan sebagai

sebuah contoh region yang bersifat statis.

Sumber: www.itcpr.com

Wilayah dan Pembangunan

102

Berdasarkan kenampakan fisik dapat kita bedakan antara wilayah

pegunungan dengan wilayah dataran rendah. Wilayah pegunungan adalah

kawasan yang terdiri dari beberapa gunung yang membentuk kawasan

pegunungan, sedangkan kawasan dataran rendah merupakan daerah atau

kawasan yang ketinggiannya kurang dari 200 meter dengan ciri yang khas

dan rata (Gambar 5.2).

Berdasarkan kenampakan iklim dapat bedakan antara wilayah iklim

tropis, sub tropis, iklim sedang,dan iklim dingin/kutub. Iklim tropis adalah

iklim yang terletak antara 22 ½ º U-22 ½ ºLS. Wilayah iklim sub tropis

adalah wilayah iklim yang terletad antara 22 ½ º-33 ½ ºLU dan 22 ½ º-33

½ ºLS. Wilayah Iklim sedang adalah wilayah yang terletak antara 33 ½ º-

60º-90ºLU dan 33 ½ ºLU-60º-90ºLS.

Berdasarkan vegetasi atau penggunaan lahan, maka kita mengenal

wilayah yang disebut sebagai wilayah perkebunan, wilayah pertanian

sawah, wilayah pertanian kering, atau wilayah kehutanan. Mungkin saja

tidak sepenuhnya wilayah tersebut berupa wilayah persawahan, tetapi diselingi

dengan pertanian kering, perkampungan, atau permukiman. Namun, karena

pertanian sawah sangat dominan atau keseragaman sawah sangat

menonjol, maka wilayah tersebut dapat kita katakan sebagai wilayah pertanian

sawah. Demikian pula untuk wilayah penggunaan lahan lainnya. Bila pada

suatu tempat industri lebih dominan maka dapat kita katakan wilayah

tersebut sebagai wilayah industri. Bila suatu tempat di dominasi untuk permu-

kiman maka dapat kita katakana kawasan itu sebagai wilayah permukiman.

Dalam kehidupan sehari-hari pada kenyataannya wilayah formal banyak

dikaitkan dengan keseragaman pemerintahan sehingga wilayah formal identik

dengan wilayah yang dibatasi oleh administrasi pemerintah. Berdasarkan konsep

ini maka muncul wilayah Dusun Arjasari, wilayah Kelurahan atau Desa Cisolok,

wilayah Kecamatan Bojongloa Kidul, wilayah kabupaten Bandung, wilayah

Provinsi Lampung, dan wilayah Negara Indonesia.

Menurut pengertian tersebut, batas wilayah formal menjadi sangat jelas,

yaitu antara wilayah satu dan wilayah llainnya dengan dibatasi oleh batas-

batas administrasi pemerintah.

2. Wilayah Fungsional/

Nodal Region

Berbeda dengan wilayah formal yang statis, wilayah fungsional lebih

dinamis karena lebih menekankan pada aspek penggunaan atau

perkembangan suatu wilayah. Wilayah fungsional didasarkan atas konsep

heterogenitas. Wilayah ini tercermin dengan adanya suatu pola

interdependensi dan pola interaksi gejala-gejala yang terdapat di wilayah

yang bersangkutan. Misalnya, adanya interdependensi dan interaksi antara

industri dan tenaga kerja di wilayah itu. Adanya pabrik di suatu tempat akan

mengakibatkan terjadinya arus pekerja di pagi hari

yang berangkat dari

tempat tinggalnya menuju ke lokasi industri dan pada sore hari akan terjadi

arus pekerja yang pulang menuju rumahnya masing-masing. Dalam hal ini

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII

103

akan terbentuk suatu wilayah yang mencakup pabrik sebagai pusat

(

core

)

dan area sekitar pabrik sebagai tempat para pekerja pabrik. Wilayah yang

terbentuk seperti itu disebut wilayah fungsional.

Penekanan utama wilayah fungsional adalah hubungan fungsional.

Dengan adanya kegiatan di suatu pabrik, akan tercipta suatu kesatuan

hubungan dan pola ketergantungan antara

core

(dalam hal ini berarti

pabrik) dengan daerah disekitarnya yang berisi orang-orang yang

beraktivitas di daerah

core

.

Menurut V. B. Stauberry, wilayah fungsional disebut

organic region

karena di dalam wilayah tersebut terdapat hubungan yang hidup. Sementara

itu, J. W. Alexander memandang wilayah fungsional sebagai

nodal region

karena dalam wilayah ini terdapat pusat aktivitas sebagai mata rantai

utama dalam sistem ini.

Dalam skala besar, region nodal dapat

berupa sebuah kota, kota-kota besar (Gambar

5.3), ibu kota (kabupaten, provinsi atau negara),

pelabuhan, dan

CBD (

central bussiness district

).

Zona yang menjadi pusat suatu sirkulasi

merupakan

node

dari suatu region.

Terdapat empat unsur penting dalam suatu

region nodal.

a. Adanya arus barang, ide/gagasan dan

manusia.

b. Adanya node (pusat) yang menjadi pusat

pertemuan arus tersebut secara

terorganisir.

c. Adanya wilayah yang makin meluas.

d. Adanya jaring-jaring rute tempat berlang-

sungnya tukar menukar.

Dengan demikian dapat kita pahami bahwa wilayah fungsional terkait

dengan interaksi yang berlangsung, baik interaksi yang bersifat fisik maupun

sosial. Interaksi fisik meliputi interaksi antara kota yang dikelilingi daerah

sekitarnya, sedangkan interaksi sosial merupakan interaksi antar masyarakat

yang menghasilkan perbedaan struktur masyarakat sehingga akan kita jumpai

adanya pusat-pusat pemerintahan yang dikelilingi oleh daerah sekitarnya.

Contoh yang paling jelas mengenai wilayah fungsional ialah Kota Jakarta.

Kota ini menjadi

core

dan

node

dari Negara

Indonesia.

Amatilah wilayah di sekitarmu, manakah yang merupakan bagian dari wilayah fungsional?

T

ugas Mandiri

observasi

Gambar 5.3

Park Avenue, New York. Walaupun bukan

merupakan pusat pemerintahan kota ini adalah

core

negara A.S.

Sumber: www.states4u.com

Wilayah dan Pembangunan

104

C. Perwilayahan

Dalam pembangunan tahapan penting yang selalu diawali adalah

perencanaan. Perencanaan pembangunan dilaksanakan agar pembangunan

sesuai dengan tujuan, yaitu untuk meningkatkan

kesejahteraan.

Perencanaan

dalam pembangunan juga dilaksanakan agar biaya yang dimiliki dapat

dialokasikan pada sektor-sektor yang tepat sesuai dengan kebutuhan.

Perencanaan pembangunan juga dilaksanakan agar pembangunan yang

dilakukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat (Gambar 5.4).

Dalam tahapan perencanaan, pemerintah harus memahami kondisi

wilayah, artinya setiap wilayah punya karakteristik atau ciri-ciri yang

berbeda, baik karakteristik topografi maupun potensi alamnya. Dengan

mengenali kondisi wilayah masing-masing maka perencanaan akan lebih

mudah.

Setiap wilayah tidak bisa diperlakukan sama, tetapi harus disesuaikan

dengan kondisi setempat. Perlu dipahami bahwa potensi setiap wilayah adalah

berbeda sehingga tidak semua wilayah harus mendapat perlakuan yang

sama. Contoh, ada wilayah tertentu yang dijadikan sebagai pusat-pusat

industri, pertanian, perdagangan, pemerintahan, dan permukiman agar

masing-masing wilayah berkembang sesuai karakteristik wilayah masing-

masing. Proses pengelompokkan wilayah berdasarkan ciri kesamaan atas

dasar fisik dan sosial dinamakan regionalisasi atau perwilayahan.

Regionalisasi selalu didasarkan pada

kriteria dan kepentingan tertentu. Misalnya,

pada pembagian region permukaan

bumi

berdasarkan iklim maka kriteria yang

digunakan adalah unsur cuaca, seperti

temperatur, curah hujan, penguapan,

kelembapan, dan angin. Regionalisasi

menurut iklim ini sangat berguna untuk

mengetahui persebaran hewan dan

tumbuhan, tetapi mungkin kurang berguna

dalam hal komunikasi atau transportasi.

Karena itulah pengelompokkan region

dapat disesuaikan

dengan kebutuhan

pengguna, tergantung pada kepentingan

atau tujuan pengelompokkan region

tersebut.

Regionalisasi suatu fenomena atau

gejala di muka bumi memberikan berbagai

manfaat. Beberapa manfaat tersebut

antara lain sebagai berikut.

Ingin lebih tahu

www.bapenas.go.id

?

Sumber: www.itcr.com

Gambar 5.4

Tanpa ada regionalisasi yang matang, akan muncul

kesemerawutan tata kota seperti halnya yang terjadi

pada gambar di atas.

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII

105

Langkah-langkah seperti apakah menurutmu yang harus dilakukan guna mendukung

pembangunan di wilayahmu?

T

ugas Mandiri

mengemukakan pendapat

1. Membantu memisahkan sesuatu yang berguna dari yang kurang

berguna.

2. Mengurutkan keanekaragaman permukaan bumi.

3. Menyederhanakan informasi dari suatu gejala atau fenomena di

permukaan yang sangat beragam.

4. Memantau perubahan-perubahan yang terjadi baik gejala alam maupun

manusia.

Regionalisasi membutuhkan tahapan yang lama, karena itu harus

dilaksanakan kajian atau penelitian mendalam

yang melibatkan beberapa

ahli seperti ahli geografi, perencanaan pembangunan, sosiologi, dan ahli-

ahli lain yang sesuai dengan tujuan regionalisasi. Informasi atau data-data

yang harus dikumpulkan juga harus lengkap dan akurat. Persoalan yang

paling menjadi masalah adalah keberadaan data yang sulit diperoleh dan

kalaupun ada data yang diperoleh masih kurang akurat, sehingga petugas

yang melakukan pendataan harus teliti dan sungguh-sungguh.

Dalam membahas konsep wilayah, sebagian ahli hanya mengkaji

gejala-gejala (fenomena) alami. Misalnya, berdasarkan

kesamaan ketinggian

tempat sehingga terbentuk wilayah dataran tinggi atau pegunungan,

perbukitan, daerah aliran sungai, dan wilayah pantai. Sebagian ahli lainnya

membahas konsep wilayah berdasarkan gejala-gejala (fenomena) wilayah-

wilayah

tertentu, seperti wilayah banyumas dengan karakteristik dalam

wilayah tersebut sebagian besar penduduknya menggunakan bahasa

Banyumas, wilayah Sunda dengan bahasa Sunda, wilayah Batak dengan

bahasa Batak, wilayah Minahasa dengan bahasa Minahasa, dan wilayah

Banjar dengan bahasa Banjar.

Disamping itu, ahli-ahli lainnya membahas konsep wilayah berdasarkan

gejala-gejala (fenomena) geografi yang mengaitkan gejala-gejala alami

dengan gejala-gejala kemanusiaan, misalnya, mengaitkan gejala alami

(curah hujan, kondisi tanah, ketinggian, tempat, cuaca, dan iklim setempat)

dengan aktivitas penduduk sehingga muncul pertanian lahan basah, lahan

kering, wilayah perkebunan, wilayah peternakan, wilayah hutan lindung,

wilayah permukiman pedesaan, wilayah permukiman perkotaan, dan

wilayah perikanan pantai.

Wilayah dan Pembangunan

106

D. Pusat-Pusat Pertumbuhan

Pusat pusat pertumbuhan adalah cara yang ditempuh oleh pemerintah

untuk menentukan daerah tertentu yang dianggap strategis sehingga pada

gilirannya akan memberi efek menetes bagi daerah sekitarnya. Contoh

Provinsi Kalimantan Barat dalam proses pembangunan tentu mempunyai

kota atau kabupaten yang akan dijadikan pusat pertumbuhan yang

diperkirakan membawa efek bagi daerah sekitarnya. Ketika pemerintah

Kalimantan Barat membangunan Kota pontianak sedemikian rupa sehingga

menjadi kota yang sangat maju, harapannya adalah kemajuan Pontianak

akan menetes ke daerah-daerah sekitarnya seperti Sintang, Sambas, dan

sebagainya. Dalam hal ini Pontianak merupakan pusat pertumbuhan

Kalimantan Barat.

Dalam prakteknya penentuan pusat pusat

perumbuhan ternyata mengacu pada teori-teori

pusat-pusat pertumbuhan berikut ini.

1.

Sector Theory

dari Hoyt

Holmer Hoyt mengemukakan tentang teori

sektoral

(

sector theory

). Pembahasan mengenai

ini telah dibahas dalam pembahasan sebelumnya.

Akan tetapi, alangkah baiknya jika kita bahas

kembali kali ini.

Menurut teori ini struktur ruang kota

cenderung berkembang berdasarkan sektor-

sektor dari pada berdasarkan lingkaran-

lingkaran konsentrik. PDK (Pusat Daerah

Kegiatan) atau CBD

(

Central Business District

)

terletak di pusat kota, namun pada bagian

lainnya berkembang menurut saktor-sektor yang bentuknya menyerupai irisan

kue bolu. Hal ini dapat terjadi akibat dari faktor geografi, seperti bentuk lahan

dan pengembangan jalan sebagai sarana komunikasi dan transportasi.

Menurut Homer Hoyt, susunan kota sebagai berikut (Gambar 5.5).

a.

Central Business District

(CBD) atau pusat kegiatan bisnis yang terdiri

atas bangunan-bangunan kontor, hotel, bank, bioskop, pasar, dan pusat

perbelanjaan.

b. Sektor kawasan industri ringan dan perdagangan.

c. Sektor kaum buruh atau kaum murba, yaitu kawasan permukiman

kaum buruh.

d. Sektor permukiman kaum menengah atau sektor madyawisma.

e. Sektor permukiman adiwisma, yaitu kawasan tempat tinggal golongan

atas yang terdiri dari para eksekutif dan pejabat.

a

b

c

c

c

c

d

e

d

c

b

c

Sector Theory

Homer Hoyt

Gambar 5.5

Skema kota berdasarkan teori sektor.

Sumber: Dokumentasi Penerbit, 2006

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII

107

A

B

C

2. Teori Tempat Sentral (

Central Place Theory

)

Walter Cristaller seorang ahli geografi berkebangsaan Jerman pada

tahun 1933 mengemukakan tentang teori tempat sentral. Menurut Christaller

terdapat konsep yang disebut jangkauan (range) dan ambang

(

treshold

).

Range adalah jarak yang perlu ditempuh manusia untuk mendapatkan

barang kebutuhannya pada suatu waktu tertentu saja. Adapun

treshold

adalah jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan

keseimbangan suplai barang. Dalam teori ini diasumsikan pada suatu

wilayah datar yang luas dihuni oleh sejumlah penduduk dengan kondisi yang

merata. Dalam memenuhi kebutuhannya, penduduk memerlukan berbagai

jenis barang dan jasa, seperti makanan, minuman, perlengkapan rumah

tangga, pelayanan pendidikan, dan pelayanan kesehatan. Untuk

memperoleh kebutuhan tersebut penduduk harus menempuh jarak tertentu

dari rumahnya yang disebut range.

Sementara itu para pedagang berupaya memperoleh keuntungan besar,

sehingga mereka harus paham benar berapa banyak jumlah minimal

penduduk (calon konsumen) yang diperlukan bagi kelancaran dan

kesinambungan suplai barang atau jasa agar tidak mengalami kerugian.

Dengan kata lain mereka harus memilih lokasi yang strategis, yaitu sebuah

pusat pelayanan berbagai kebutuhan penduduk dalam jumlah partisipasi

yang maksimum.

Sumber: Dokumentasi penerbit, 2006

Barang kebutuhan yang memiliki

risiko kerugian besar karena jenis barang

atau jasa yang dijual berupa barang-

barang mewah disebut threshold tinggi,

misalnya, kendaraan bermotor, perhiasan,

dan barang-barang lainnya dengan harga

relatif mahal dan sulit terjual. dan se-

baliknya barang-barang yang memiliki

resiko rendah disebut

threshold

rendah.

Dari bentuk kebutuhan dan pela-

yanan di atas maka muncul istilah tempat

sentral (

Central Place Theory

), yaitu

lokasi yang senantiasa melayani berbagai

kebutuhan penduduk dan terletak pada

suatu tempat yang terpusat (sentral).

Tempat ini memungkinkan partisipasi

manusia dalam jumlah besar baik mereka

yang terlibat dalam aktivitas pelayanan

maupun yang menjadi konsumen dari

barang-barang dan pelayanan yang

dihasilkannya.

Ingin lebih tahu

www.bappeda.go.id

?

Gambar 5.6

Skema hirarki K = 3 yang merupakan pusat pelayanan

berupa pasar yang selalu menyediakan bagi daerah

sekitarnya, sering disebut kasus pasar optimal.

Wilayah dan Pembangunan

108

Tempat sentral merupakan suatu titik simpul dari suatu bentuk

heksagonal atau segi enam. Daerah segi enam ini merupakan wilayah-

wilayah yang penduduknya

mampu terlayani oleh tempat yang sentral

tersebut. Dalam kenyataannya dapat berupa kota-kota besar, pusat

perbelanjaan atau mal, supermarket, pasar, rumah sakit, sekolah, kampus

perguruan tinggi, ibukota provinsi, atau kota kabupaten yang masing-

masing memiliki pengaruh atau kekuatan menarik penduduk yang tinggal

di sekitarnya dengan daya jangkau yang berbeda.

Tempat sentral dan daerah yang dipenga-

ruhinya (komplementer), pada dasarnya dapat

dibedakan menjadi tiga macam, yaitu hirarki

3

(K = 3), hirarki 4 (K = 4), dan hiraki 7 (K = 7).

a. Hirarki K = 3, merupakan pusat pelayanan

berupa pasar yang selalu menyediakan

bagi daerah sekitarnya, sering disebut

kasus pasar optimal. Wilayah ini selain

mempengaruhi wilayahnya sendiri, juga

mempengaruhi sepertiga bagian dari

masing-masing wilayah tetangganya

(Gambar 5.6).

b. Hirarki K = 4, yaitu wilayah ini dan daerah

sekitarnya yang terpengaruh memberikan

kemungkinan jalur lalu lintas yang paling

efisien. Tempat sentral ini disebut pula

situasi lalu lintas yang optimum. Situasi

lalulintas yang optimum ini memiliki

pengaruh setengah bagian di masing-

masing wilayah tetangganya (Gambar 5.7).

c. Hirarki K = 7, yaitu wilayah ini selain

mempengaruhi wilayahnya sendiri, juga

mempengaruhi seluruh bagian (satu

bagian) masing-masing wilayah tetang-

ganya. Wilayah ini disebut juga situasi

administratif yang optimum. Situasi

administratif yang dimaksud

dapat berupa

kota pusat pemerintahan. Pengaruh tempat

yang sentral dapat diukur berdasarkan

hirarki tertentu, dan bergantung pada

luasan heksagonal yang dilingkupinya

(Gambar 5.8).

Gambar 5.7

Skema hirarki K = 4, yaitu wilayah ini dan daerah

sekitarnya yang terpengaruh memberikan

kemungkinan jalur lalu lintas yang paling efisien.

Sumber: Dokumentasi penerbit, 2006

Gambar 5.8

Skema hirarki K = 7, yaitu wilayah ini selain

mempengaruhi wilayahnya sendiri, juga mem-

pengaruhi seluruh bagian (satu bagian) masing-

masing wilayah tetangganya. Wilayah ini disebut

juga situasi administratif yang optimum.

Sumber: Dokumentasi penerbit, 2006

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII

109

3. Teori Kutub Pertumbuhan (

Growth Poles Theory

)

Perroux pada tahun 1955 mengemukakan tentang Teori Kutub

Pertumbuhan (

Growth Poles Theory

). Dalam teori ini dinyatakan bahwa

pembangunan kota atau wilayah di mana pun bukan merupakan suatu

proses yang terjadi secara serentak, tetapi mucul di tempat-tempat tertentu

dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda-beda. Tempat-tempat atau

kawasan

yang menjadi pusat

pembangunan

tersebut dinamakan pusat-pusat

atau kutub-kutub pertumbuhan. Dari kutub-kutub tersebut

selanjutnya proses

pembangunan akan menyebar

ke wilayah-wilayah lain di sekitarnya atau ke

pusat-pusat yang lebih rendah.

Setelah Perang Dunia Kedua (PD II) banyak negara-negara yang terlibat

perang mengalami kemunduran ekonomi. Untuk membangun kembali

negara dikembangkan konsep pembangunan wilayah atau kota yang disebut

spread

&

trickling down

(penjalaran dan penetesan) serta

backwash

and

polarization

. Konsep tersebut berasal dari pengembangan industri untuk

Menurutmu mengapa teori tempat sentral yang dikemukakan oleh Christaller berbentuk

heksagonal?

T

ugas Mandiri

analisis

Lima kota terbesar di dunia: (1)

Tokyo, Jepang; (2) Meksiko City,

Meksiko; (3) Sao Paolo, Brasil; (4)

New York, A.S.; (5) Mumbai, India.

Eureka

meningkatkan pendapatan nasional kasar

(

Gross National Product

= GNP). Konsep ini

bertujuan untuk meningkatkan investasi pada

satu kota tertentu yang selanjutnya diharapkan

dapat meningkatkan aktivitas kota. Dengan

demikian akan semakin lebih banyak lagi

penduduk yang terlibat dan pada akhirnya

semakin banyak barang dan jasa yang

dibutuhkan. Namun demikian, konsep ini

kurang menunjukkan keberhasilan yang berarti.

Karena cukup banyak kasus justru hanya

menguntungkan kota. Kota yang tadinya

diharapkan memberikan pengaruh kuat pada

pedesaan untuk ikut berkembang bersama,

kenyataannya sering merugikan pedesaan.

Pada kenyataannya, yang terjadi adalah

peningkatan arus urbanisasi dari dari desa ke

kota dan memindahkan kemiskinan dari desa

ke kota.

Diskusikan dengan guru bidang sosiologi-

mu, mengapa masyarakat lebih menyukai

membentuk kelompok tertentu sehingga

menimbulkan wilayah-wilayah dengan

karakter yang

berbeda?

Diskusi Lintas Ilmu

Wilayah dan Pembangunan

110

E. Usaha Pengembangan Wilayah di Indonesia

Wilayah Indonesia mempunyai karakteristik yang khas. Luas wilayah

yang di batasi perairan merupakan tantangan berat dalam pengembangan

wilayah Indonesia. Seperti halnya negara-negara berkembang Perkembangan

wilayah Indonesia juga menunjukkan gejala yang sama, yaitu adanya

kesenjangan pembangunan antar wilayah, munculnya permukiman kumuh,

dan banyaknya daerah terisolir.

Disparitas atau kesenjangan pembangunan wilayah di Indonesia

ditandai dengan pesatnya pembangunan Indonesia kawasan barat pada

umumnya dan Jawa khususnya. Sementara kawasan Indonesia timur

menunjukkan lambatnya pembangunan bahkan ada yang mengalami

stagnasi. Di kawasan ini masih banyak dijumpai daerah yang terisolir.

Permukiman kumuh (Gambar 5.9) di

kota-kota muncul karena ketidakmampuan

pemerintah dan masyarakat dalam menye-

diakan dan membeli rumah yang layak

sehingga mereka hanya membangun

tempat tinggal di sembarang tempat

tanpa penataan sehingga muncul

permukiman-permukiman tersebut.

Umumnya permukiman kumuh dihuni

para pendatang yang belum berhasil

mewujudkan impiannya. Daerah terisolir

terjadi karena secara geografis terletak di

daerah yang sulit dijangkau seperti

dilereng gunung, di kepulauan, maupun di

tengah hutan. Daerah tersebut mengalami

stagnasi pembangunan, meskipun sebenar-

nya kaya sumber daya alam.

Pembangunan dan pengembangan

wilayah di Indonesia harus disesuaikan

dengan kondisi geografis dan kondisi

sosial masyarakat (Gambar 5.10). Kon-

disi geografis wilayah Indonesia yang

beragam harus disikapi dengan pemba-

ngunan sarana perhubungan. Perhubungan

menjadi persoalan serius setiap musim

hujan. Banyak daerah tidak dapat

dijangkau karena kondisi jalan rusak

parah seperti jalan-jalan di kawasan

Sumatera dan Kalimantan.

Sumber: Dokumentasi penerbit, 2006

Gambar 5.9

Permukiman kumuh menjadi polemik di perkotaan.

Gambar 5.10

Pembangunan di segala sektor, termasuk di desa,

hendaknya memperhatikan kondisi sosial ekonomi

yang berlaku di masyarakat sehingga tidak terjadi

ketimpangan.

Sumber: Rochmat Darodjat, 2005

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII

111

Perhubungan antar pulau disikapi dengan membangun jalur pelayaran

dan penerbangan. Jalur pelayan dilakukan dengan membangun pelabuhan.

Dalam upaya pengembangan wilayah antar pulau, penyediaan pelayaran

dan penerbangan merupakan prioritas yang terus dirintis. Pelayaran yang

ada di Indonesia, antara lain pelayaran tanker minyak bumi, pelayaran

tanker nabati, pelayaran samudra (di dalam dan ke luar negeri), pelayaran

nusantara (secara rutin, pelayaran lokal, pelayaran tongkang, pelayaran

khusus, pelayaran rakyat, pelayaran kapal kecil antar pulau, dan pelayaran

feri antar pulau yang dekat). Pelabuhan yang melayani kegiatan ekspor-

impor

(

gate-way-port

), yaitu Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan, dan

Makassar.

Sarana angkutan udara dalam pengembangan wilayah di Indonesia

peranannya sangar penting. Operasi penerbangan di Indonesia dapat di

golongkan sebagai berikut.

1. Penerbangan teratur dan tetap pada rute tertentu, umumnya di gunakan

untuk penumpang barang dan pos.

2. Penerbangan yang tidak berkala, umumnya dikhususkan untuk

penerbangan carteran.

3. Penerbangan pelengkap atau taksi udara yang hanya menampung

maksimal 15 orang.

4. Penerbangan kerja yang tidak digunakan untuk mengangkut

penumpang atau bang, tetapi untuk kegiatan penyemprotan hama,

survey udara, dan penebaran inti kondensasi hujan buatan.

5. Keperluan umum, yaitu untuk keperluan instansi. pelatihan

penerbangan, dan olahraga.

Aspek sosial harus diperhatikan dalam pengembangan wilayah agar

proses pembangunan tidak berbenturan dengan nilai-nilai masyarakat

setempat. Contoh pembangunan tempat hiburan harus disesuaikan dengan

budaya lokal agar tidak menimbulkan konflik masyarakat.

Dalam perencanaan wilayah, Indonesia merumuskan perencanaan

wilayah secara berjenjang dan menyeluruh. Maksud berjenjang adalah

dikoordinasikan secara administratif dan geografis. Secara menyeluruh

artinya tidak hanya berlaku pada satu daerah atau aspek saja, tetapi

menyeluruh. Pengembangan wilayah di Indonesia harus didasarkan

pendekatan-pendekatan khusus.

1. Pengembangan wilayah berdasarkan kawasan Daerah Aliran Sungai

(DAS) tertentu. Di dalam DAS tersebut di lakukan pemanfaatan sungai,

tanah, dan sumber daya alam lainnya secara terintegrasi. Dengan

demikian, dapat dikembangkan pertanian, peternakan, kehutanan,

industri dan perikanan. Selain itu, termasuk perencanaannya dalam

penanggulangan banjir dan erosi tanah.

Wilayah dan Pembangunan

112

2. Pengembangan wilayah pedesaan yang ditujukan untuk meningkatkan

kehidupan sosial ekonomi penduduk pedesaan. Wujudnya dapat berupa

pengembangan Perkebunan Inti Rakyat (PIR).

3. Pengembangan wilayah menurut sistem perkotaan.

4. Pengembangan wilayah berdasarkan kutub-kutub pertumbuhan

(

Growth Pole

).

5. Pengembangan wilayah berdasarkan konsep agropolitan, yaitu

menyebarkan berbagai industri kecil di wilayah pedesaan dan

pengembangan lahan rekreasi sehingga tumbuh beberapa kota yang

berada di daerah pertanian

(

agropolis

).

Hakekat pembangunan adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kesejahteraan yang diharapkan buka hanya dalam arti fisik, tetapi juga dalam

arti non fisik. Pengembangan wilayah nampaknya terkesan berorientasi fisik,

namun demikian kalau dicermati sebenarnya pengembangan

wilayah penuh

dengan nilai-nilai sosial.

Kita mengenal istilah “desa tertinggal”, menurut pendapatmu pendekatan seperti apakah

yang hendaknya harus dilakukan agar pembangunan dapat berjalan dengan maksimal?

T

ugas Mandiri

analisis

F. Wilayah Pembangunan di Indonesia

Acuan pokok kerangka pendekatan perwilayahan pembangunan di

Indonesia adalah bahwasanya kepulauan Indonesia dapat dibagi dalam

wilayah-wilayah pembangunan. Pembagian ini didasarkan atas pengamatan

bahwa provinsi-provinsi tertentu mempunyai kegiatan yang berkaitan erat

dengan provinsi-provinsi tertentu lainnya, antara lain dalam perdagangan,

kegiatan produksi, keuangan, jasa-jasa dan sebagainya. Pembagian wilayah

menurut pendekatan ini tidaklah berarti perubahan-perubahan struktur

administrasi pemerintahan, melainkan hanya merupakan pendekatan yang

diharapkan bermanfaat bagi perumusan dan pengarahan berbagai kegiatan

pembangunan.

Pendekatan dengan cara membagi Indonesia ke dalam wilayah-wilayah

pembangunan merupakan suatu pendekatan yang bersifat sementara dan

secara terus menerus perlu ditelaah kembali dan dikembangkan lebih lanjut.

Perwilayahan atau regionalisasi dapat bermanfaat bagi suatu negara yang

besar dan luas seperti Negara Republik Indonesia, yaitu untuk lebih menjamin

tercapainya pembangunan yang serasi dan seimbang baik antar sektor dalam

satu wilayah pembangunan, maupun antar wilayah pembangunan sendiri.

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII

113

Menurut pengamatan sementara dapat dipertimbangkan adanya

sepuluh Wilayah Pembangunan, yang dapat dikelompokkan dalam empat

Wilayah Pembangunan Utama.

1. Wilayah Pembangunan Utama A dengan Pusat Utama Medan, terdiri

atas Wilayah Pembangunan I, meliputi Provinsi-provinsi Aceh dan

Sumatra Utara. Wilayah Pembangunan II meliputi Provinsi-provinsi

Sumatra Barat dan Riau.

2. Wilayah Pembangunan Utama B dengan Pusat Utama Jakarta Raya,

terdiri atas Wilayah Pembangunan III, meliputi Provinsi-provinsi

Jambi, Sumatra Selatan dan Bengkulu. Wilayah Pembangunan IV,

meliputi Provinsi-provinsi Lampung, Jakarta Raya, Jawa Barat, Jawa

Tengah dan D.I. Yogyakarta. Wilayah Pembangunan VI meliputi

Provinsi Kalimantan Barat.

3. Wilayah Pembangunan Utama C dengan Pusat Utama Surabaya terdiri

atas Wilayah Pembangunan V, meliputi Provinsi-provinsi Jawa Timur

dan Bali, dan Wilayah Pembangunan VII, meliputi Provinsi-provinsi

Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

4. Wilayah Pembangunan Utama D dengan Pusat Utama Ujung Pandang

terdiri atas Wilayah Pembangunan VIII meliputi Provinsi-provinsi Nusa

Tenggara Barat, Nusa Tenggara

Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi

Tenggara. Wilayah Pembangunan IX, meliputi Provinsi-provinsi

Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara, dan Wilayah Pembangunan X,

meliputi Provinsi-provinsi Maluku dan Irian Jaya.

Prinsip regionalisasi tersebut di atas dapat juga diterapkan di dalam

lingkungan daerah masing-masing provinsi dengan memperhatikan

hubungan-hubungan yang saling kait-mengait antar kabupaten-kabupaten

dan kecamatan-kecamatan. Oleh karena

itulah, apabila kamu pergi ke pusat

pemerintahan seperti kelurahan, kecamatan, atau bahkan tingkat provinsi,

kamu akan menemukan wilayah-wilayah pembangunan yang bersifat

spesifik untuk daerahmu sendiri.

1. Mengapa Medan, Jakarta, Surabaya, dan Ujung Pandang menjadi pusat wilayah

pembangunan?

2. Mengapa di era otonomi pembangunan di Indonesia masih disekat oleh wilayah-

wilayah pembangunan?

Kemukakan pendapatmu secara logis mengenai hal ini dalam buku tugasmu.

T

ugas Mandiri

studi literatur

Wilayah dan Pembangunan

114

Kilas Geografi

Sejarah Jakarta bermula dari sebuah bandar kecil di muara Sungai

Ciliwung sekitar 500 tahun silam. Selama berabad-abad kemudian kota

bandar ini berkembang menjadi pusat perdagangan internasional yang ramai.

Pengetahuan awal mengenai Jakarta terkumpul sedikit melalui berbagai

prasasti yang ditemukan di kawasan bandar tersebut. Keterangan mengenai

kota Jakarta sampai dengan awal kedatangan para penjelajah Eropa dapat

dikatakan sangat sedikit.

Laporan para penulis Eropa abad ke-16 menyebutkan sebuah kota

bernama Kalapa, yang tampaknya menjadi bandar utama bagi sebuah

kerajaan Hindu bernama Sunda, beribu kota Pajajaran, terletak sekitar 40

kilometer di pedalaman, dekat dengan kota Bogor sekarang.

Bangsa Portugis merupakan

rombongan besar orang-orang

Eropa pertama

yang datang ke bandar Kalapa. Kota ini kemudian diserang oleh seorang muda

usia, bernama Fatahillah, dari sebuah kerajaan yang berdekatan dengan Kalapa.

Fatahillah mengubah nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta pada 22 Juni 1527.

Tanggal inilah yang kini diperingati sebagai hari lahir kota Jakarta. Orang-orang

Belanda datang pada akhir abad ke-16 dan kemudian menguasai Jayakarta.

Laporan para penulis Eropa abad ke-16 menyebutkan sebuah kota

bernama Kalapa, yang tampaknya menjadi bandar utama bagi sebuah

kerajaan Hindu bernama Sunda, beribukota Pajajaran, terletak sekitar 40

kilometer di pedalaman, dekat dengan kota Bogor sekarang.

Bangsa Portugis merupakan

rombongan besar orang-orang

Eropa pertama

yang datang ke

B

andar Kalapa. Kota ini kemudian diserang oleh seorang muda

usia, bernama Fatahillah, dari sebuah kerajaan yang berdekatan dengan Kalapa.

Fatahillah mengubah nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta pada 22 Juni 1527.

Tanggal inilah yang kini diperingati sebagai hari lahir kota Jakarta. Orang-orang

Belanda datang pada akhir abad ke-16 dan kemudian menguasai Jayakarta.

Nama Jayakarta diganti menjadi Batavia. Keadaan alam Batavia yang

berawa-rawa mirip dengan negeri Belanda, tanah air mereka. Mereka pun

membangun kanal-kanal untuk melindungi Batavia dari ancaman banjir.

Kegiatan pemerintahan kota dipusatkan di

sekitar lapangan yang terletak

sekitar 500 meter dari bandar. Mereka membangun balai kota yang anggun,

yang merupakan kedudukan pusat pemerintahan kota Batavia. Lama-

kelamaan kota Batavia berkembang ke arah selatan. Pertumbuhan yang pesat

mengakibatkan keadaan lilngkungan cepat rusak, sehingga memaksa penguasa

Belanda memindahkan pusat kegiatan pemerintahan ke kawasan yang lebih

tinggi letaknya. Wilayah ini dinamakan Weltevreden.

Dikutip dari www.jakarta.go.id

Sejarah Kota Jakarta

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII

115

R angkuman

1. Wilayah dalam bahasa Inggris disebut

region

. Wilayah merupakan bagian

dari permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertenu dan bebeda dengan

wilayah lain. Contohnya, wilayah pantai merupakan bagian dari permukaan

bumi yang letaknya di dekat laut dan wilayah pegunungan merupakan bagian

permukaan bumi yang letaknya di daerah yang tinggi dan bergunung-gunung.

Wilayah adalah bagian atau daerah di permukaan bumi yang dibatasi oleh

kenampakan tertentu yang bersifat khas yang membedakan dari daerah lain,

misalnya wilayah hutan berbeda dengan wilayah pertanian, wilayah kota

berbeda dengan wilayah

perdesaan.

2. Berdasarkan kekhasannya wilayah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

Wilayah yang didasarkan atas konsep homogenitas disebut juga wilayah

formal

(

homogeneous/uniform region

), dan Wilayah yang didasarkan atas

konsep heterogenitas disebut juga wilayah fungsional

(

nodal region/organic

region

)

3. Perwilayahan adalah proses pengelompokkan wilayah berdasarkan ciri

kesamaan atas dasar fisik dan sosial. Regionalisasi selalu didasarkan pada

kriteria dan kepentingan tertentu, misalnya, pada pembagian region

permukaan bumi berdasarkan iklim maka kriteria yang digunakan adalah

unsur cuaca, seperti temperatur, curah hujan, penguapan, kelembapan, dan

angin.

4. Pusat pusat pertumbuhan adalah cara yang ditempuh oleh pemerintah

untuk

menentukan daerah tertentu yang dianggap strategis sehingga pada gilirannya

akan memberi efek menetes bagi daerah sekitarnya.

5. Dalam prakteknya penentuan pusat pusat perumbuhan ternyata mengacu

pada teori-teori pusat-pusat pertumbuhan, antara lain teori sektor

dari Hoyt,

teori sentral dari Christaller, dan teori kutub pertumbuhan

Ferroux.

6. Pembangunan dan pengembangan wilayah di Indonesia harus disesuaikan

dengan kondisi geografis dan kondisi sosial masyarakat

7. Indonesia dikelompokkan dalam empat Wilayah Pembangunan Utama.

a. Wilayah pembangunan utama A dengan pusat utama Medan.

b. Wilayah pembangunan utama B dengan pusat utama Jakarta Raya.

c. Wilayah pembangunan utama C dengan pusat utama Surabaya.

d. Wilayah pembangunan utama D dengan pusat utama Ujung Pandang.

Wilayah dan Pembangunan

116

P

elatihan

Bab5

Kerjakanlah di buku tugasmu!

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Geografi mengartikan wilayah sebagai ....

a. kota di bawah provinsi secara administratif

b. kabupaten di bawah provinsi secara administratif

c. provinsi

d. daerah yang memiliki karakterisitk tertentu yang berbeda dengan wilayah

sekitarnya

e. daerah yang memiliki karakterisitk tertentu yang tidak berbeda dengan

wilayah sekitarnya

2. Lingkungan wilayah fisik adalah ....

a. wilayah patahan

b. wilayah kota

c. wilayah desa

d. wilayah pembuangan sampah

e. wilayah suku

3. Berikut ini yang merupakan wilayah sosial adalah ....

a. wilayah iklim

b. wilayah suhu udara

c. wilayah bahasa

d. wilayah pertanian

e. wilayah pertambangan

4. Pegunungan kapur termasuk ke dalam jenis wilayah ....

a. sosial

b. campuran

c. peralihan

d

.fisik

e.

semua jawaban benar

5.

Pusat

kota termasuk jenis wilayah ....

a. sosial

b. campuran

c. peralihan

d.fisik

e. semua jawaban salah

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII

117

6. Teori tempat sentral dikemukakan oleh ....

a. Perroux

b. Christaller

c. Hoyt

d. Ullman

e. Bintarto

7. Teori konsentris dikemukakan oleh ....

a. Perroux

b. Christaller

c. Hoyt

d. Ullman

e. Bintarto

8. Teori kutub pertumbuhan dikemukakan oleh ....

a. Perroux

b. Christaller

c. Hoyt

d. Ullman

e. Bintarto

9. Wilayah pembangunan C memiliki pusat

di ....

a. Jawa

b. Medan

c. Jakarta

d. Surabaya

e. Ambon

10. Wilayah pembangunan A memiliki pusat

di ....

a. Kalimantan

b. Jambi

c. Jakarta

d. Makasar

e. Medan

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

1. Jelaskan pengertian wilayah ditinaju dari berbagai sisi!

2. Apakah perbedaan region nodal dengan uniform region?

3. Apakah perbedaan antara wilayah fisik dengan wilayah sosial?

4. Bagaimana situasi lalu lintas optimum menurut Chirtaller?

5. Jelaskan pendapatmu mengenai kelebihan dan kekurangan pembangunan yang

telah berjalan di Indonesia?

Wilayah dan Pembangunan

118

Tugas Portofolio

Mata Pelajaran :

Geografi

Kelas

: XII (Dua belas)

Pokok Bahasan :

Wilayah dan Pembangunan

Tema

: Mengenali Prioritas Pembangunan Lokal dan Prospek

Bisnis Lokal

Kerjakanlah bersama kelompok belajarmu!

Setiap daerah bahkan hingga ke tingkat kecamatan memiliki prioritas

pembangunan tertentu dan di wilayah tertentu pula.

Langkah-langkah kerja

1. Kumpulkanlah informasi prioritas pembangunan daerahmu, dengan

mendatangi Badan Pemerintahan Daerah seperti kecamatan atau yang

lebih tinggi seperti kabupaten atau provinsi.

2. Tulislah hasil observasimu dalam sebuah makalah.

3. Jangan lupa sertakanlah uraian pendapatmu mengenai prospek bisnis yang

akan sangat menguntungkan untuk dilaksanakan di daerahmu.